1.000 Ton Sampah Per Hari Jadi Listrik: Surabaya Tunjukkan Cara Kelola Limbah Secara Efektif
Jakarta, pendawainvestigasi.com – Inovasi pengelolaan sampah di Kota Surabaya kini menjadi perhatian pemerintah pusat. Kota Pahlawan ini berhasil menyulap 1.000 ton sampah setiap harinya menjadi energi listrik, sebuah langkah yang tak hanya efektif, tetapi juga ramah lingkungan.
Dari Sampah ke Listrik: Teknologi Canggih di TPA Benowo
Menurut Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, sekitar 1.600 ton sampah masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo setiap hari. Dari jumlah tersebut, 1.000 ton diolah menjadi energi listrik, sementara sisanya dikelola dengan metode lain.
“Semua sampah harian bisa dikelola dengan baik. Dari total 1.600 ton, sebagian besar diubah menjadi energi listrik, menjadikan Surabaya kota dengan sistem pengelolaan sampah yang efisien,” kata Eri, Rabu (8/1).
Pengelolaan sampah di TPA Benowo mengandalkan dua teknologi utama:
Teknologi fermentasi gas (landfill gas) untuk mengolah sampah organik menjadi energi.
Teknologi termokimia (gasifikasi) untuk memanfaatkan sampah non-organik.
Kedua teknologi ini mampu mengolah sampah tanpa meninggalkan residu, menciptakan sistem zero waste yang ideal.
Peningkatan Sampah, Bukan Masalah
Seiring pertumbuhan penduduk dari 2,8 juta menjadi 3,2 juta jiwa, jumlah sampah di Surabaya juga meningkat, dari 1.300 ton menjadi 1.600 ton per hari. Namun, Wali Kota Eri menegaskan bahwa teknologi yang digunakan mampu mengimbangi lonjakan tersebut tanpa menimbulkan masalah lingkungan.
“Dengan teknologi ini, peningkatan sampah bukan masalah. Justru, sampah yang ada bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik,” jelas Eri.
Diakui Nasional dan Terapkan 4R di Tingkat RW
Sistem pengelolaan sampah menjadi energi listrik di Surabaya telah mendapatkan pengakuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Pemkot Surabaya juga menggalakkan prinsip Reuse, Reduce, Recycle, dan Replace (4R) hingga tingkat RW, dengan mendirikan bank sampah di setiap lingkungan warga.
“Bank sampah ini membantu memilah dan mengolah sampah langsung dari sumbernya. Kami menargetkan produksi sampah harian bisa turun dari 1.600 ton menjadi 1.400 ton,” ungkap Eri.
Surabaya kini menjadi kota percontohan nasional dalam pengelolaan sampah yang inovatif dan berkelanjutan. Dengan penerapan teknologi canggih dan partisipasi masyarakat, kota ini membuktikan bahwa sampah bukan lagi masalah, melainkan sumber daya berharga. (Nps)