Koin Jagat: Siapa Pemiliknya yang Sempat Dipanggil Komdigi?
Jakarta, pendawainvestigasi.com – Permainan berburu harta karun digital berbasis aplikasi Koin Jagat semakin memicu keresahan di Indonesia. Pasalnya, permainan yang memungkinkan pemain menukarkan koin digital dengan uang tunai ini menyebabkan kerusakan fasilitas umum di beberapa daerah, akibat tingginya antusiasme untuk menemukan koin yang tersebar di lokasi tertentu.
Aplikasi Jagat, yang pertama kali diluncurkan pada November 2022 oleh Jagat Technology Pte. Ltd, dirancang untuk memberikan pengalaman berburu harta karun secara offline dengan panduan digital.
Aplikasi ini dipimpin oleh Barry Beagen, seorang pengusaha asal Indonesia yang juga merupakan co-founder dan president perusahaan sejak Desember 2021.
Sebelum terjun ke dunia teknologi, Barry memiliki latar belakang pendidikan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Cornell University, serta pengalaman bekerja di bidang arsitektur dan penelitian urban risk.
Salah satu fitur utama aplikasi ini adalah Memburu Harta Karun Jagat, di mana pemain dapat menemukan koin dengan nilai yang bervariasi, mulai dari Rp300.000 hingga Rp100.000.000. Koin-koin ini dapat ditukarkan dengan uang tunai setelah pemain mengunggah nomor seri koin yang ditemukan.
Namun, belakangan ini, permainan ini mulai menimbulkan kontroversi. Pemain yang berusaha menemukan koin tidak jarang merusak fasilitas umum, seperti infrastruktur bawah tanah, untuk mencapai lokasi yang diduga menyimpan koin. Menanggapi hal ini, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyatakan bahwa pihaknya tengah mengkaji kasus ini bersama pengembang aplikasi.
Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria, mengungkapkan bahwa meski aplikasi ini memiliki niat yang baik dalam mengusung inovasi dan kreativitas, dampak negatif yang ditimbulkan perlu segera diatasi. Diskusi intensif dengan pihak pengembang tengah berlangsung untuk mencari solusi yang tepat.
Meskipun kasus ini telah memicu kekhawatiran, Komdigi belum berencana untuk mencabut izin aplikasi Jagat, dan berfokus pada evaluasi lebih lanjut. Pemerintah berharap agar inovasi dalam aplikasi ini dapat berlanjut tanpa merusak fasilitas umum dan menghindari dampak negatif lebih lanjut bagi masyarakat. (Nps)