PHTC Kesehatan Presiden Prabowo: Fokus pada Daerah 3T untuk Meningkatkan Layanan Kesehatan

WhatsApp Image 2024-12-23 at 08.52.40 (1)

Jakarta, pendawainvestigasi.com – Jakarta, 17 Januari 2025 – Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dimulai di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Indonesia.

Pada Jumat (17/1/2025), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan peletakan batu pertama untuk proyek peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Reda Bolo yang terletak di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.

Dalam acara yang dihadiri oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Staf Presiden A.M. Putranto, serta pejabat dari Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa RSUD Reda Bolo akan ditingkatkan dari tipe D menjadi tipe C.

Peningkatan ini diharapkan dapat menyediakan fasilitas yang lebih baik sehingga pasien dengan kasus medis yang lebih kompleks tidak perlu dirujuk ke rumah sakit di luar daerah.

“Dengan adanya peningkatan status menjadi RS Tipe C, RS ini bisa menangani lebih banyak kasus medis langsung di tempat tanpa perlu merujuk pasien ke rumah sakit besar di Kupang atau Jakarta,” ujar Menkes.

RS Tipe C, yang kini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas modern seperti ruang operasi, ICU, NICU, laboratorium lengkap, dan peralatan radiologi canggih, akan memiliki tenaga medis spesialis dasar. Hal ini penting untuk memastikan pelayanan kesehatan yang lebih menyeluruh di daerah, serta memperkuat sistem rujukan medis agar lebih efisien.

Proyek ini termasuk dalam upaya pemerintah untuk mempercepat peningkatan layanan kesehatan di daerah terpencil. Kepala Staf Kepresidenan A.M. Putranto menegaskan bahwa langkah ini merupakan komitmen nyata untuk memastikan seluruh rakyat Indonesia mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas.

“Ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas layanan kesehatan, terutama di daerah yang sulit dijangkau,” ujarnya.

Peningkatan kapasitas RSUD Reda Bolo menjadi bagian dari proyek yang mencakup 66 RSUD di kabupaten dan kota wilayah terpencil, perbatasan, dan kepulauan. Sebanyak 32 RSUD di antaranya akan ditingkatkan pada tahun 2025, sementara sisanya pada tahun 2026. Proyek ini diharapkan selesai pada Desember 2025.

Tak hanya fokus pada infrastruktur, Kemenkes juga berkomitmen untuk meningkatkan ketersediaan tenaga medis di daerah. Program beasiswa dan fellowship akan disiapkan untuk melatih dokter spesialis yang akan bertugas di daerah asal mereka.

Chacha Annissa, Tenaga Ahli Utama PCO, mengapresiasi upaya Kemenkes yang telah merealisasikan PHTC bidang kesehatan. “Ini adalah kabar baik untuk masyarakat bahwa pemerintah serius meningkatkan fasilitas kesehatan di daerah-daerah terpencil,” ungkapnya.

Selain RSUD Reda Bolo, Kemenkes juga akan meningkatkan kapasitas rumah sakit di daerah lain, seperti Bengkulu Tengah, Pesisir Barat, Tana Tidung, dan sejumlah daerah di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Pemerintah menargetkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis di daerah-daerah ini, yang saat ini masih kekurangan 217 dokter spesialis dasar dan 392 spesialis untuk kasus medis seperti kanker, jantung, stroke, dan uronefro.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan layanan kesehatan di daerah 3T semakin baik, memberikan harapan baru bagi masyarakat untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik tanpa harus pergi jauh ke luar daerah. (Nps)