Viral! Tumpukan Sampah Ancam Pantai Kedonganan Bali

64cf13af4d332-viral-gunung-sampah-di-bali-jadi-sorotan-bule_665_374

Jakarta, pendawainvestigasi.com – Sebuah video yang memperlihatkan tumpukan sampah di Pantai Kedonganan, Kabupaten Bandung, Bali, menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram Sungai Watch @sungaiwatch pada Jumat (3/1/2025).

Unggahan tersebut menjadi bagian dari program Sungai Watch untuk membersihkan sampah di lokasi tersebut, yang dimulai pada Sabtu (4/1/2025) hingga Minggu (5/1/2025).

Dalam video itu, terlihat sampah yang menumpuk di sepanjang pantai, bahkan air laut di sekitar pantai juga tercemar sampah plastik. Sampah-sampah tersebut tampak terseret ombak laut menuju pantai.

Dalam unggahan tersebut tertulis, ‘Pantai Kedonganan tenggelam dalam sampah, dan situasinya mendesak.’ Sungai Watch mengajak seluruh masyarakat Bali untuk berpartisipasi dalam acara pembersihan ini.

Menurut Sungai Watch, kegiatan ini merupakan upaya konkret untuk menangani permasalahan lingkungan terkait penumpukan sampah.

“Mari tunjukkan kepada pemerintah Indonesia kekuatan komunitas kita dan urgensi tindakan segera untuk mengatasi masalah ini, ajak mereka.”

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bali juga memberikan tanggapan terkait penumpukan sampah di Pantai Kedongan itu.

Direktur Eksekutif Walhi Bali, Made Krisna Dinata, memberikan apresiasi terhadap kegiatan pembersihan sampai di pantai tersebut.

“Jika berbicara tentang pengelolaan sampah, khususnya di Bali, pemerintah harus berani mengambil langkah tegas dengan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengelolaan sampah,” ujar Krisna.

“Selain itu, perlu ada penegakan regulasi dan kebijakan yang dapat memitigasi dan mengatasi penumpukan sampah seperti ini,” tambahnya.

Krisna juga menyarankan agar sampah dapat dipilah berdasarkan jenisnya, dan pemerintah diharapkan dapat mengakkan aturan tersebut dengan efektif.

Dia menambahkan, sampah platik, misalnya, bisa didaur ulang oleh produsen untuk mengurangi total volume samoah.

“Jika sampah dipilah, saya rasa kita tidak akan lagi melihat fenomena TPA atau TPST yang kelebihan beban atau terbakar,” ujarnya. (Nps)