Warga Diminta Mengungsi: Status Gunung Ibu Naik Jadi Awas!
Jakarta, pendawainvestigasi.com – Gunung Ibu yang terletak di Halmahera Barat, Maluku Utara, kini berstatus Awas (Level IV) setelah aktivitas vulkaniknya mengalami peningkatan yang signifikan pada Januari 2025.
Berdasarkan laporan Badan Geologi, erupsi vulkanik tercatat mencapai rata-rata 70 kali per hari, dengan kolom abu yang menyembur hingga ketinggian 4.000 meter di atas puncak. Kondisi ini memaksa pihak berwenang untuk mengeluarkan imbauan evakuasi bagi ribuan warga yang tinggal di sekitar kawasan rawan bencana.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), bersama dengan BPBD Maluku Utara, telah menetapkan radius aman yang mencakup lima kilometer dari kawah aktif dan enam kilometer ke arah utara bukaan kawah. Pemerintah setempat juga mengumumkan status tanggap darurat untuk mempercepat penanganan dampak erupsi yang sedang terjadi.
Bencana ini mempengaruhi enam desa di Kecamatan Tabaru, dengan sekitar 3.000 warga terdampak. Proses evakuasi telah dimulai, dan fasilitas seperti masker serta tempat pengungsian sementara disediakan untuk menjamin keselamatan warga.
Status Gunung Ibu diperbarui menjadi Awas pada 15 Januari 2025, setelah terdeteksi lonjakan aktivitas vulkanik yang mencakup lebih dari 748 gempa letusan, 70 gempa guguran, dan lebih dari 6.976 gempa vulkanik dangkal pada periode 1-14 Januari.
Pos Pengamatan Gunung Ibu melaporkan adanya dentuman dan gemuruh yang terdengar hingga beberapa kilometer dari puncak gunung.
PVMBG mencatat bahwa visual kawah menunjukkan asap berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang, yang mengindikasikan adanya peningkatan tekanan dalam kawah. Mengingat situasi ini, PVMBG merekomendasikan peningkatan status gunung demi keselamatan warga setempat.
Kepala BPBD Maluku Utara, Fehby Alting, mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tidak beraktivitas di dalam radius yang telah ditentukan untuk menghindari risiko awan panas, lontaran material vulkanik, serta lahar.
BPBD juga menyiapkan dua lokasi pengungsian di Desa Tungute Sungi dan Desa Akesibu, dengan prioritas utama adalah keselamatan dan pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi. Masker telah didistribusikan, dan sosialisasi pengurangan risiko bencana terus dilakukan untuk menjaga kewaspadaan masyarakat.
Dampak Erupsi Gunung Ibu pada Komunitas Lokal: Warga Mengungsi dan Kehilangan Sumber Penghidupan
Erupsi Gunung Ibu tidak hanya menimbulkan ancaman langsung bagi keselamatan warga, tetapi juga membawa dampak besar bagi kehidupan sehari-hari mereka. Enam desa di Kecamatan Tabaru, yakni Desa Sangaji Nyeku, Soasangaji, Tuguis, Togoreba Sungi, Borona, dan Todoke, terdampak serius oleh lontaran material vulkanik, abu tebal, serta potensi aliran lahar yang mengancam.
Sekitar 3.000 jiwa yang tinggal di desa-desa ini terpaksa meninggalkan rumah dan ladang mereka demi mencari tempat yang lebih aman. Warga yang mengungsi kini harus menghadapi berbagai tantangan logistik, namun pemerintah setempat, bersama dengan berbagai pihak terkait, telah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, air bersih, dan perlengkapan tidur di tempat pengungsian yang telah disediakan.
Namun, selain ancaman langsung terhadap keselamatan, dampak jangka panjang dari erupsi ini juga mulai terasa. Abu vulkanik yang menyebar luas berpotensi merusak tanaman yang menjadi mata pencaharian utama warga, serta mencemari sumber air yang vital bagi kehidupan mereka. Tidak hanya itu, aktivitas sehari-hari pun terganggu oleh tebalnya abu yang menyelimuti wilayah tersebut.
Pemerintah daerah telah menyiapkan dua lokasi pengungsian utama, yaitu gedung gereja di Desa Tungute Sungi dan Desa Akesibu. “Evakuasi terus dilakukan dengan hati-hati, memastikan bahwa setiap warga yang membutuhkan perlindungan mendapat tempat yang aman,” kata Kepala BPBD Maluku Utara, Fehby Alting.
Warga yang mengungsi kini menghadapi kenyataan pahit, kehilangan akses ke sumber penghidupan mereka, namun upaya penanganan darurat dan pemenuhan kebutuhan dasar tetap menjadi prioritas utama. Masyarakat dan pemerintah bekerja sama untuk membantu mereka pulih dari bencana ini, sambil berusaha memitigasi dampak jangka panjang terhadap ekonomi dan lingkungan.
Tanggap Darurat Dipercepat, Kolaborasi Antarinstansi Jadi Kunci Penanganan Erupsi Gunung Ibu
Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat telah mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Halmahera Barat Nomor 33/KPTS/I/2025 untuk menetapkan status tanggap darurat, yang bertujuan mempercepat proses penanganan dampak erupsi Gunung Ibu.
Langkah ini segera diikuti dengan pengerahan tim dari BPBD, TNI, Polri, serta relawan yang terlibat aktif dalam proses evakuasi dan distribusi bantuan kepada masyarakat yang terdampak.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memantau dengan seksama aktivitas vulkanik Gunung Ibu, memberikan pembaruan informasi secara berkala melalui kanal resmi untuk memastikan masyarakat tetap mendapat informasi yang akurat.
Evaluasi rutin terhadap kondisi vulkanik dilakukan guna meminimalkan potensi risiko lebih lanjut dan menjaga keselamatan warga.
Kolaborasi antara berbagai instansi pemerintahan dan masyarakat sangat penting dalam situasi ini. Tim evakuasi terus bekerja keras untuk memastikan proses evakuasi berjalan lancar dan terkoordinasi dengan baik.
Masyarakat pun diminta untuk mengikuti arahan yang diberikan oleh otoritas terkait, guna menjaga ketertiban dan memastikan keselamatan selama di tempat pengungsian.
Apa arti status Awas pada gunung berapi?
Status Awas menandakan adanya aktivitas vulkanik yang sangat tinggi dan potensi letusan besar yang dapat membahayakan kawasan sekitar. Ini adalah status tertinggi dalam kategori peringatan gunung berapi.
Berapa radius bahaya Gunung Ibu?
Radius bahaya yang ditetapkan adalah lima kilometer dari kawah aktif, serta enam kilometer ke arah utara bukaan kawah.
Apa dampak abu vulkanik bagi masyarakat?
Abu vulkanik dapat mengganggu pernapasan, menyebabkan iritasi pada mata, serta merusak tanaman dan sumber air, yang dapat mempengaruhi kebutuhan hidup masyarakat.
Apa langkah pemerintah untuk membantu warga terdampak?
Pemerintah telah menyiapkan lokasi pengungsian di dua tempat, mendistribusikan masker untuk melindungi dari abu, serta memberikan bantuan logistik seperti makanan dan kebutuhan dasar untuk warga.
Apakah Gunung Ibu masih dalam pemantauan?
Ya, PVMBG terus memantau aktivitas Gunung Ibu dan menyediakan informasi terkini demi menjaga keselamatan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan rawan bencana.
Dengan langkah-langkah yang terkoordinasi dan melibatkan banyak pihak, diharapkan proses pemulihan dapat berjalan lancar dan masyarakat yang terdampak dapat kembali pulih dari bencana ini. (Nps)